PRESEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PENANGKARAN SARANG WALET DI KAMPUNG SEKOLAQ JOLEQ KABUPATEN KUTAI BARAT

Mikha Susnovit, Ibrahim Ibrahim, Dinar Anindyasari

Abstract


Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat di perdesaaan di Indonesia. Pengembangan rumah sebagai sarang burung walet ideal dilakukan di dataran rendah dan jauh dari pemukiman penduduk Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara umum tentang bagaimana persepsi masyarakat terhadap usaha peternakan burung walet di Kampung Sekolaq Joleq. Kecamatan Sekolaq Darat. Kabupaten Kutai Barat..Penelitian ini dilakukan di Kampung Sekolaq Joleq. Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur pada bulan Februari – Maret 2022. Percobaan penelitian menggunakan pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara observasi, yaitu pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti dan wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak masyarakat (responden) mengenai persepsi dan menggunakan bantuan kuisioner Penelitian ini menunjukan  bahwa  Persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan burung wallet di Kampung Sekolaq Joleq, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat. Sebagian besar merasa cukup terganggu dengan adanya peternakan burung walet tersebut, serta merasa cukup terganggu dengan ancaman pembawa virus di lingkungan mereka, dikarenakan pemilik peternakan walet tidak menghiraukan keresahan warga sekitar

Keywords


Burung Walet; Persepsi; Sarang

Full Text:

PDF

References


Budiman. 2005. Pedoman Membangun Gedung Walet, Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal. 245

Dannie. 2009. Budidaya Walet (Pengalaman Langsung Para Pakar dan Praktisi). Penebar Swadaya, Jakarta. Hal. 39.

Dedy. 2008. Budidaya Sarang Burung Walet di Jawa Timur, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Malang, Hal. 34.

Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian. Nomor : 374/Kpts/Kh.210/L/5/2010. Petunjuk Teknis Penanganan Dan Pemeriksaan Sarang Burung Walet Dan Sriti. Hal. 1 – 34

Mardiastuti, A. 1999. Breeding biology of the edible-nest swiftlets in Java. Media Konservasi Vol. VI. Hal. 37 – 43.

Mustaqim, 2011. Ternak Burung Walet. http://www.banjarmasinpost.co.id. Diakses, 17 April 2012.

Prihatman. 2000. Budi Daya Burung Walet. Agro Nedia Pustaka. Jakarta

Redaksi AgroMedia. 2007. Budi Daya Walet. Hal. 7 - 16

Riduwan.2008. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Penerbit Alfabeta, Bandung Hal. 24 – 30

Sudarto, 2002. Strategi Pengembangan Agribisnis Sarang Burung Walet. Gramedia Press. Surabaya. Hal. 35

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung. Hal. 61

Sumiati. 1998. Habitat burung walet dan seriti di dalam rumah burung walet di Kecamatan Tarogong, Kabupaten Garut. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Vol. 4(2): 24-37




DOI: http://dx.doi.org/10.30872/jpltrop.v5i2.8010

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.