PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENCAMPURAN DENGAN GLISEROL TERHADAP KUALITAS EDIBLE FILM DARI LABU KUNING DAN KITOSAN

Rif'an Fathoni, Rizka Marlina, Rifaido Herlan, Vyra Kredha Nagari

Abstract


Edible film merupakan bahan pengemas yang dapat digunakan sebagai pengganti plastik, terutama sebagai bahan pengemas makanan. Edible film memiliki sifat yang mudah terurai dan hidrofilik. Edible film yang marak digunakan di pasaran biasanya dapat dikonsumsi secara langsung seperti pada pembungkus sosis, pembungkus permen, dan masih banyak lagi. Edible film biasanya dibuat dengan bahan baku pati seperti pati gandum, jagung, kentang, tapioka, dan labu kuning. Labu kuning mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan edible film, hal ini dikarenakan labu kuning sangatlah banyak dijumpai di negara Indonesia dan ketersediaan sumber dayanya sangat melimpah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air yang terkandung di dalam edible film, kelarutan edible film terhadap air, dan mengetahui apakah edible film dari pati labu kuning memiliki sifat biodegradable, dengan variabel bebas suhu dan waktu pada saat pencampuran dengan gliserol. Kadar air yang dihasilkan yakni 40%, persentase kelarutan edible film terhadap air yang dihasilkan yakni 57,680% dan sifat biodegradasi pada edible film
yang dihasilkan yakni dapat terdekomposisi dengan baik.

Kata Kunci: Biodegradable, Edible Film, Labu Kuning, Pati, Pati Labu Kuning


Full Text:

PDF

References


Cutter, C. N. (2006) ‘Opportunities for Bio-Based Packaging Technologies to Improve the Quality and Safety of Fresh and Further Processed Muscle Foods’, Meat Sci., 74(1), pp. 131-142.

Harumarani, Shara., Ma’ruf, Widodo Farid., dan Romadhon. (2016) ‘Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Gliserol Pada Karakteristik Edible Film Komposit Semirefined Karagenan Eucheuma Cottoni dan Beeswax’, Jurnal Pengolahan & Bioteknologi Hasil Perikanan,5(1).

Kamsiati, Elmi., Herawati, Heny., dan Purwani, Endang Yuli (2017) ‘Potensi Pengembangan Plastik Biodegradable Berbasis Pati Sagu dan Ubi Kayu di Indonesia’, Jurnal Litbang Pertanian, 36(2).

Kester, J. and Fennema, O. (1986) ‘Edible Films and Coatings: A Review’, Food Technology, 40, pp. 47-59.

Nilasari, Wahyu., Susanto, Wahono Hadi., dan Maligan, Jaya Mahar (2017) ‘Pengaruh Suhu dan Lama Pemasakan Terhadap Karakteristik Lempok Labu Kuning (Waluh)’, Jurnal Pangan dan Agroindustri, 5(3).

Saputra, E. (2012) ‘Penggunaan Edible Film dari Kitosan dengan Plasticizer

Karboksimetilselulosa (CMC) sebagai Pengemas Burger Lele Dumbo’, Bogor: Sekolah Pascasarjana, IPB.

Septiosari, A., Latifah., dan Kusumastuti, Ella (2014) ‘Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik Limbah Biji Mangga dengan Penambahan Selulosa dan Gliserol’, Indonesian Journal of Chemical Science, 3(2).

Skurtys O., Acevedo C., Pedreschi F., Enrione J., Osorio F., dan J.M., Aguilera (2009) ‘Food Hydrocolloid Edible Films and Coatings, Department of Food Science and Technology, Universidad de Santiago de Chile. Chile. R0030370.PDF (ue-varna.bg). Diakses pada Juni 2020.

Widodo, L. Urip., Wati, Sheila Neza., dan A.P., Ni Made Vivi (2019) ‘Pembuatan Edible Film Dari Labu Kuning dan Kitosan dengan Gliserol Sebagai Plasticizer’, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UPN Veteran Jawa Timur.

Winarti, Christina (2012), ‘Teknologi Produksi dan Aplikasi Pengemas Edible Antimikroba Berbasis Pati’, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 31(3).




DOI: http://dx.doi.org/10.30872/cmg.v5i2.5898

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Published by:

Program Studi Teknik Kimia

Fakultas Teknik

Universitas Mulawarman

Jalan Sambaliung - No. 9 Sempaja Selatan

Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Kode Pos. 75117 

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.