Hubungan Antara Kebutuhan Afiliasi Dengan Ketergantungan Terhadap Ponsel Pada Remaja

Indi Pramita Sari

Abstract


Kebutuhan akan afiliasi adalah dorongan dasar untuk membentuk dan memelihara komunikasi yang intim antar individu. Kemudahan komunikasi yang ditawarkan oleh smartphone menyebabkan individu menjadi tergantung pada smartphone yang dapat membuat orang merasa cemas jauh dari ponsel Anda, atau yang biasa disebut dengan nomophobia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan afiliasi dan nomofobia pada remaja di Samarinda. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu kebutuhan akan afiliasi dan nomofobia. Pengambilan sampel data menggunakan nomofobia dan skala kebutuhan afiliasi. Pria dan wanita dengan usia antara 15-21 tahun sebagai sampel dan menggunakan 100 sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah kendall's tau-b. Hasil penelitian menunjukkan nilai r = 0,035 dan nilai sig. 0,624> 0,050, itu berarti bahwa tidak ada korelasi antara kebutuhan afiliasi dan nomofobia pada remaja di Samarinda.


Keywords


kebutuhan afiliasi, nomofobia

Full Text:

PDF

References


As’ad S. U. M. (2002). Psikologi Industri: Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty.

Aulia, M. (2010). Hubungan antara Kebutuhan Afiliasi dan Kecanduan Facebook. (Skripsi Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Baron, R., & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Bhatia, M. S. (2008). Cell Phone Dependence – A New Diagnostic Entity. Delhi Psychiatry Journal, 11(2), 123-124.

Bohag, F. K. (2015),Terungkap, 5 Golongan Pengguna Smartphone Indonesia. Diakses pada 23 Januari 2019.

Gifary, S., & Kurnia, I. N. (2015). Intensitas Penggunaan Smartphone terhadap Perilaku Komunikasi. Jurnal Sosioteknologi, 14(2),170-178.

Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users Of The World, Unite! The Challenges and Opportunities Of Social Media. Business horizons, 53(1), 59-68.

Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda. (2017). Survei Penggunaan Media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kota Samarinda Tahun 2017. Kalimantan Timur, Samarinda: Penulis. Diakses pada 01 Januari 2019.

King, A. L., Valença, A. M., Silva, A. C., & Sancassiani, F., Machado, S., & Nardi, E. (2014). Nomophobia: impact of cell phone use interfening with symptoms and emotions of individuals with panic disorder compared with a control. Clinical Practice & Epidemiology in Mental Health, 10 (01), 28-35.

Lee, Y., Soewondo, S., & Zulkaida, A. (2012). Kebutuhan afiliasi pada mahasiswa pengguna Facebook (studi deskriptif). Jakarta: dalam Proceeding Seminar Nasional Psikologi: Tantangan Pengembangan Psikologi Indonesia, Program Studi Psikologi Universitas Paramadina.

Lutfhi, A. (2014). Di Indonesia, Smartphone Sudah Menjadi Kebutuhan Utama. Diakses pada 31 Oktober 2018.

Mayasari, L. (2012). Tidak Bisa Jauh dari Ponsel? Anda Mungkin Menderita Nomophobia. Diakses pada 23 Januari 2019.

Monks. (2009).Tahap Perkembangan Masa Remaja. Medical Journal New Jersey Muagman, 1980. Defenisi Remaja. Jakarta: Penerbit Grafindo Jakarta.

Munandar, A. S. (2006). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI Press.

Musdalifa. (2017). Kebutuhan Afiliasi dan Nomophobia Mahasiswa Universitas Negeri Makassar. Skripsi. Makassar: Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar

Reza, J. I. (2015). Makin banyak remaja di asia yang kecanduan smartphone. Diakses pada 21 Januari 2019.

Rupawanti, T. S. (2008). Hubungan kebutuhan afiliasi dengan perilaku konsumtif pada remaja. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Santoso, A. P., Margaretha. , & Roestamadji. (2011). Motif Afiliasi Pengguna Aktif Facebook. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Semarang. 6 (2), 50-57.

Setyanti, E. P. (2015). Google Indonesia: Penetrasi Smartphone Di Dalam Negeri Mencapai 43%. Diakses pada 21 Januari 2019.

Widiantari, K. S., & Herdiyanto, Y. K. (2013). Perbedaan Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Remaja. Jurnal Psikologi Udayana, 01 (01), 106-115.

Wijaya, K. K. (2015). Berapa jumlah pengguna website, mobile, dan media sosial di Indonesia? Diakses pada 03 Januari 2019.

Yuwono, I. (2005). Psikologi industri dan organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Yildirim, C. (2014). Exploring the dimensions of nomophobia: Developing and validating a questionnaire using mixed methods research. Graduate Theses and Dissertations (Tidak Dipublikasikan). Iowa State University.

Yildirim, C., & Correia, A. (2015). Exploring the dimensions of nomophobia: development and validation of a self-reported questionnaire. Computers in Human Behavior, 49 (01), 130-137.




DOI: http://dx.doi.org/10.30872/psikoborneo.v7i3.4800

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Indexing by :

         

 

________________________________________

PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi Published by Faculty of Social and Political Siences, University of Mulawarman, Samarinda, East Kalimantan and This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 ________________________________________

PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi

Department of Psychology
Faculty of Social and Political Siences, University of Mulawarman
Jl. Muara Muntai Kampus Gn. Kelua Samarinda 75411
Phone: +62 813 35350368
E-Mail: psikoborneo@gmail.com / psikoborneo@fisip.unmul.ac.id