A Case Study: Empty Chair Therapy for A Survivor of Suicide with Depression with Psychotic

Yoga Wicaksono Putra Widodo, Tri Kurniawati Ambarini

Abstract


Suicide survivors are families or close relatives who experienced the loss of a loved one due to suicide. Survivors need time to process grief longer than the others due to the lingering guilt related to the 'failure' to save the suicide victim. One of the psychiatric disorders that appears comorbid with this grief is major depression, especially major depression with psychosis. This research is a case study of how empty chair therapy can be applied to suicide survivors who experience depression with psychosis. The results showed that empty chair therapy was able to help participants identify the source of unfinished business which caused participants to feel guilty and harbor it, risking one to suicidal ideation and auditory hallucinations. Empty chair therapy was also able to facilitate participants to channel feelings of guilt and help gain a new perspective on the situation through changing roles in therapy.

Penyintas bunuh diri merupakan anggota keluarga atau teman dekat yang mengalami kehilangan sosok yang dicintai akibat bunuh diri. Penyintas membutuhkan waktu untuk memproses kedukaan lebih lama daripada sosok lainnya akibat rasa bersalah yang berkaitan dengan ‘kegagalan’ menyelamatkan sosok terkait. Salah satu gangguan psikiatri yang muncul komorbid dengan kedukaan ini adalah depresi mayor, terkhusus depresi mayor dengan psikotik. Penelitian ini merupakan studi kasus penerapan terapi kursi kosong pada penyintas bunuh diri yang mengalami depresi dengan psikotik melalui single case method dengan desain penelitian A-B yang mengukur perbedaan perilaku sebelum dan sesudah intervensi.. Hasil menunjukkan bahwa terapi kursi kosong mampu membantu partisipan untuk mengidentifikasi sumber unfinished business yang menyebabkan partisipan merasa bersalah dan memendamnya sehingga memunculkan ide bunuh diri dan halusinasi auditori. Terapi kursi kosong juga mampu memfasilitasi partisipan untuk menyalurkan perasaan bersalah dan membantu mendapatkan perspektif baru dari situasi tersebut melalui perubahan peran dalam terapi.


Keywords


Depression With Psychotic; Empty Chair Therapy; Suicide Survivor; Grief

Full Text:

FULL TEXT

References


Bernaras, E., Jaureguizar, J., & Garaigordobil, M. (2019). Child And Adolescent Depression: A Review Of Theories, Evaluation Instruments, Prevention Programs, And Treatments. Front Psychol, 10.

Bohart, A. &. (1997). Empathy: New directions. Washington, DC: American Psychol- ogy Association.

Field, N. P., & Horowitz, M. J. (1998). Applying an Empty-Chair Monologue Paradigm to Examine Unresolved Grief. Psychiatry, 279-287.

Gaudiano, B., Dalrymple, K., & Zimmerman, M. (2009). Prevalence and clinical chracteristics of psychotic versus nonpsychotic major depression in a general psychiatric outpatient clinic. Depress Anxiety, 54-64.

Ismail, I. R., & Siste, K. (2013). Gangguan Depresi. Dalam S. D. Elvira, & G. Hadikusumo, Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Karimah, K. (2021). Kesepian dan Kecenderungan Perilaku Menyakiti Diri Sendiri pada Remaja dari Keluarga Tidak Harmonis. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(2), 367-380.

Kaunang, I. (2015). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Prevalensi Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia yang Berobat Jalan di Ruang Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Prof DR. V.L. Ratumbuysang Manado. eJournal Keperawatan, 2, 1-7.

Krysinska, K. (2003). Loss by suicide: A risk factor for suicidal behavior. Journal of Psychosocial Nursing and Mental Health Services, 41, 34-41.

Kurniawan, Y., & Sulistyarini, I. (2017). Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik. Philantrophy Journal of Psychology, 1(1), 65-75.

Ningrum, P. (2013). PERCERAIAN ORANG TUA DAN PENYESUAIAN DIRI REMAJA STUDI PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS/KEJURUAN DI KOTA SAMARINDA. Psikoborneo, 1(1), 39-44.

Onie, S., Usman, Y., Widyastuti, R., Lusiana, M., Angkasawati, T. J., Musadad, D. A., . . . Larsen, M. (2024). Indonesia's first suicide statistics profile: an analysis of suicide and attempt rates, underreporting, geographic distribution, gender, method, and rurality. The Lancet Regional Health South Asia, 22. https://doi.org/10.1016/j.lansea.2024.100368

Pasaribu, J. (2019). Kepatuhan minum obat mempengaruhi relaps pasien skizofrenia. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(1), 39-46.

Pompili, M., Lester, D., Pisa, E. D., Casale, A. D., Tatarelli, R., & Girardi, P. (2008). Surviving The Suicides of Significant Others: A Case Study. Crisis, 29(1), 45-48.

Pompili, M., Mancinelli, I., & Tatarelli, R. (2003). Stigma as a cause of suicide. British Journal of Psychiatry, 183, 173-174.

Pompili, M., Shrivastava, A., Serafini, G., Innamorati, M., Milelli, M., Erbuto, D., . . . Girardi, P. (2013). Bereavement after the suicide of a significant other. Indian Journal of Psychiatry, 55(3), 256-263.

Pratiwi, S. H. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rawat Inap Ulang Pasien Skizofrenia pada Era Jaminan Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Pemda DIY. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 6(1), 20-28.

Prawitasari, I. (2021). Studi kepustakaan penerapan terapi kursi kosong (empty chair) dalam terapi gestalt. Counselle, 45-56.

Putra, I. G., Karin, P. A., & Ariastuti, N. L. (2019). Suicidal ideation and suicide attempt among Indonesian adolescent students. International Journal of Adolescent Medicine and Health, 1-12. doi:10.1515/ijamh-2019-0035

Ramadhani, N. R., & Rifayanti, R. (2022). Hubungan Empati Dengan Forgiveness Anak Korban Perceraian Pada Masa Dewasa Awal. Psikoborneo: jurnal Ilmiah Psikologi, 10(2), 260-269.

Rothschild, A. (2013). Challenges in the treatment of major depressive disorder with psychotic fea- tures. Schizophr Bull, 39(4), 787–796.

Rykova, A. E. (2015). A Comparative Look at the Effectiveness of Adlerian Therapy versus Gestalt Therapy for Major Depressive Disorder. The Undergraduated Journal of Psychology at Berkeley, 8, 33-41.

Schatzberg, A. F. (2003). New Approaches to Managing Psychotic Depression. J Clin Psychiatry, 64, 19-23.

Setiawan, F. A., Phernando, N. K., & Ulya, Z. (2023). Treatment of Depression With Psychotic Features in Maltreated Adolescents: Evidence-Based Case Report. Jurnal Psikiatri Surabaya, 12(2), 174-178.

Suryaman, N. T., & Karneli, Y. (2020). Studi kasus: Konseling teknik empty chair dan reframing dalam mengatasi masalah kedukaan dan unfinished business. Teraputik: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 4(2), 101-111.

Widyaningsih, R., & Kuntarto. (2018). FAMILY SUICIDE BOMBING: A PSYCHOLOGICAL ANALYSIS OF CONTEMPORARY TERRORISM. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 26(2), 295-320.

Young, I. T., Iglewicz, A., Glorioso, D., Lanouette, N., Seay, K., Ilapakurti, M., & Zisook, S. (2012). Suicide bereavement and complicated grief. Dialogues in Clinical Neuroscience, 14(2), 177-186




DOI: http://dx.doi.org/10.30872/psikoborneo.v12i2.14685

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Yoga Wicaksono Putra Widodo & Tri Kurniawati Ambarini

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Indexing by :

         

 

________________________________________

PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi Published by Faculty of Social and Political Siences, University of Mulawarman, Samarinda, East Kalimantan and This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 ________________________________________

PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi

Department of Psychology
Faculty of Social and Political Siences, University of Mulawarman
Jl. Muara Muntai Kampus Gn. Kelua Samarinda 75411
Phone: +62 813 35350368
E-Mail: psikoborneo@gmail.com / psikoborneo@fisip.unmul.ac.id