Adolescent Resilience Reviewed by Gender

Abstract

Resilience is one of the important factors that can protect adolescents from overcoming the difficulties and challenges in life. This research aimed to examine the overview of resilience among adolescents in terms of gender. The respondents in this study were 342 teenagers aged 15-18 years, consisting of 202 females and 140 males. Data collection was conducted using the Child Youth Resilience Measure-Revised (CYRM-R) instrument, with non-experimental method. The collected data were analyzed using independent sample t-test to compare between adolescent females and males. The result of this study showed that 55% of the total number of respondents had a high level of resilience, while the remaining 45% had it at a low level. Similar results were also observed in the personal resilience subscale (54.7% high; 45.3% low) and the caregiver resilience subscale (52.3% high; 47.7% low). Further, the findings of this study indicated a significant difference between the levels of resilience in female and male adolescents, where the resilience score of female adolescents (mean = 68.75) were higher than those of males (mean = 66.64). Similar findings were observed in the personal resilience subscale, showing a significant difference in which female adolescents had higher scores compared to male adolescents. However, no significant difference was found in the caregiver resilience subscale, where the scores were relatively comparable. The findings of this study are expected to contribute to the understanding of resilience profiles in adolescents and the factors behind their resilience capabilities.

Resiliensi merupakan salah satu faktor penting yang dapat melindungi remaja dalam mengatasi kesulitan dan tantangan dalam hidup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran resiliensi pada remaja ditinjau berdasarkan jenis kelamin. Responden dalam penelitian ini adalah 342 remaja usia 15-18 tahun, yang terdiri dari 202 perempuan dan 140 laki-laki. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur Child Youth Resilience Measure-Revised (CYRM-R), dengan metode non-eksperimental. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan independent sample t-test untuk melihat perbandingan antara remaja perempuan dan laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55% dari total responden memiliki tingkat resiliensi yang berada pada kategori tinggi, dan 45% lainnya memiliki tingkat resiliensi pada kategori rendah. Hasil serupa juga terlihat pada subscale personal resilience (54.7% tinggi; 45.3% rendah), dan caregiver resilience (52.3% tinggi; 47.7% rendah). Selain itu, temuan dalam penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat resiliensi pada remaja perempuan dan remaja laki-laki, di mana skor resiliensi remaja perempuan (mean = 68.75) lebih tinggi daripada laki-laki (mean = 66.64). Jika dilihat dari subscale, hal serupa juga terlihat pada personal resilience, yaitu ada perbedaan signifikan dengan skor remaja perempuan yang lebih tinggi daripada skor remaja laki-laki. Akan tetapi, dari subscale caregiver resilience, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dan secara skor juga relatif hampir sama, antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai gambaran resiliensi pada remaja, serta hal-hal yang dapat mendukung kemampuan resiliensi mereka.