Respon Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill)Terhadap Pengapuran Dan Pemupukan Bioperforasi di Kampung Sukan Tengah Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau

Suwarno Suwarno

Abstract


Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui respon tanaman kedelai terhadap pengapuran dan pupuk bioperforasi, (ii)
mendapatkan dosis pengapuran dan pupuk bioperforasi yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. (iii) mengetahui hubungan
antara pengapuran dan pupuk bioperforasi pada hasil tanaman kedelai.Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pemukiman Transmigrasi Sukan
Tengah III Desa Sukan Tengah Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktor
yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah pengapuran (P) yang terdiri dari lima
taraf, yaitu : p0 = 0 Mg ha-1

; p1 = 1 Mg ha-1-

; p2 = 2 Mg ha-1

; p3 = 3 Mg ha-1

; p4 = 4 Mg ha-1

. Sedangkan faktor kedua adalah Bioperforasi

(B) yang terdiri dari lima taraf yaitu : b0 = 0 L ha-1

; b1 = 1,5 Lha-1

; b2 = 3 L ha-1

; b3 = 4,5 L ha-1

; b4 = 6 L ha-1
.Hasil
percobaanmenunjukkanbahwa tanaman Kedelai tidak menunjukkanrespon positif terhadap interaksi perlakuan pengapuran x pemupukan
bioperforasi pada komponen produksi, respon positif hanya ditunjukkan pada tinggi tanaman umur 10 minggu setelah tanam. Perlakuan
Pengapuran memberikan respon positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Tanaman kedelai menunjukan respon positif

terhadap perlakuan pemupukan bioperforasi pada pertumbuhan hasil tanaman. Hasil analisis regresi dosis pemupukan bioperforasi 6 L ha-
1pada dosis kapur 1,94 Mg ha-1memberikan hasil maksimum pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

Keywords


Bioperforasi; Kedelai; Pengapuran dan Pemupukan

Full Text:

PDF

References


Cook, R.L dan Ellis, B.G. 1992. Soil Management. Krieger Publishing Company. Malabar. Florida.

Draper N dan Smith, H. 1992. Analisis Regresi Terapan. Edisi 2. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gardner, F.P; R.B. Pearce dan R.L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo. Universitas Indonesia. Jakarta.

Gaspersz, V. 1991. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan 2. Tarsito. Bandung.

Gomez, K.A. dan A.A. Gomez. 1983. Statistical Prosedures for Agriculture Research. IIR, Los Banos.Philippines

Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius. Jakarta

Mashar, A. 2000. Proses Pembuatan Pupuk Bioperforasi dan Komposisi Produk yang diperoleh dari Proses Tersebut. Paten Indonesia Jakarta.

Notohadiprawiro, T. 2006. Budidaya Organik : Suatu Sistem Pengusahaan Lahan Bagi Keberhasilan Program Transmigrasi Pola Pertanian Lahan Kering.

ILmu Tanah. Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.

Padmini, O.S dan Riyanti, R. 2003. Inokulasi Rhizobium dan Mikoriza pada Kedelai. Habitat Vol IV no 2 : 78 - 85

Salisbury, F.B dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan : Diah R. Lukman dan Sumaryono. ITB. Bandung.

Suryaman, M. 2003. Pengaruh Pupuk Hayati Mikoriza dan Rhizobium Terhadap Pertumbuhan Vegetatif, Kandungan Hara dan Hasil Kedelai.

Habitat. Jurnal Ilmiah.volume 2 halaman 85-92.

Wahyuni, P.T; Arham dan Yusrani, A. 2005. Pengaruh Kapur dan Pupuk Kandang Ayam terhadap pH dan Kejenuhan Al3+ di Lahan Reklamasi

PT. Anugerah Bara Kaltim dengan Tanaman Uji Rambutan ( Nephelium lappaceum, L.) Jurnal Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian

Unmul. 11:102-107




DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jatl.3.2.2021.4814.86-91

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab