This study aims to analyze the characteristics and competence levels of Independent Agricultural Extension Workers (IAEW) in Tanah Datar Regency. The research employed a descriptive quantitative method with a survey approach involving 85 respondents selected through a census technique. Data were collected using questionnaires and interviews, then analyzed using frequency and percentage tabulations. The findings show that most IAEWs are aged ≥50 years (62.81%), have a senior high school education (56.4%), and possess 4–6 years of extension experience (35.9%). Psychologically, the majority demonstrate high motivation (52.6%), broad cosmopolitan orientation (46.1%), and strong creativity and innovation (50%). Overall, the IAEW competence level falls into the moderate category (61.53%), followed by low (21.80%) and high (16.67%). The technical dimension shows the highest competence, while managerial, institutional, coordination, and collaboration aspects need further strengthening. These results highlight the importance of continuous managerial and institutional capacity-building programs to enhance the role of IAEWs as strategic partners of government extension workers in promoting sustainable agricultural development.

Ahmad, M. (2016). Kompetensi dan Kinerja Penyuluh Pertanian PNS dan Swadaya (Kasus di Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru, Riau) dalam Pengembangan Kompetensi Fasilitator dan Kelembagaan pemberdayaan masyarakat di Era MEA. Prosiding Seminar Nasional Penyuluhan Pembangunan, 542–550. Program Studi Magister dan Doktor Penyuluhan Pembangunan Masyarakat Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Anwarudin, O., Sumardjo, S., Satria, A., & Fatchiya, A. (2019). Factors influencing the entrepreneurial capacity of young farmers to farmers succession. international Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering (IJITEE), 9(1): 1008–1014.

Anwas, O. M. (2011). Kompetensi penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi, 12: 46–55.

Anwas, O. M. (2013). Pengaruh pendidikan formal, pelatihan dan intensitas pertemuan terhadap kompetensi penyuluh pertanian lapangan. jurnal pendidikan dan kebudayaan, 1: 50–62.

Aregaw, O. G., & Endris, E. A. (2023). Factors affecting the competence level of agricultural extension agents: a comprehensive analysis of core competencies in Northwestern Ethiopia. Hindawi Agriculture Research: 1–21.

Bahua, M. I. (2016). Kinerja Penyuluh Pertanian. Yogyakarta: Deeppublish.

Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik Indonesia Tahun 2023. Jakarta: BPS.

Dinas Pertanian Tanah Datar. (2023). Programa Penyuluhan Kabupaten Tanah Datar. Batusangkar: Dinas Pertanian Tanah Datar.

Figna, L. N., Amanah, S., & Fatchiya, A. (2019). Pengaruh faktor internal penyuluh terhadap kompetensi penyuluh dalam diklat dasar fungsional BPP Lembang. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 3: 639–644.

Franzel, S., Degrande, A., Kiptot, E., Kirui, J., Kogenza, J., Preisis, J., & Simpson, B. (2015). Farmer to farmer extension. GFRAS: 1–5.

Haryanto, Y. (2018). Penguatan Kapasitas dan Kemandirian Tokoh Petani Maju sebagai Penyuluh Swadaya (Disertasi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Haryanto, Y., & Anwarudin, O. (2021). Analisis pemenuhan informasi teknologi penyuluh swadaya di Jawa Barat. Jurnal Triton, 12(2): 79–91.

Hermawan, A., Amanah, S., & Fatchiya, A. (2017). Partisipasi petani dalam sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan, 13(1): 14–30.

Humaidi, L., Hubeis, A. V. S., Puspitawati, H., & Anwas, O. M. (2020). Pengaruh dukungan lembaga dan pemanfaatan media sosial terhadap kompetensi penyuluh pertanian di Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 23(1): 25–49.

Indonesia. (2006). Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Indonesia. (2008). Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Indonesia. (2011). Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Nomor 92/Per/KP.460/J/05/11 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Penyuluh Pertanian Indonesia. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Indonesia. (2021). Keputusan Menteri Pertanian Nomor 484/KPTS/RC.020/M/8/2021 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020–2024. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Indraningsih, K. S., Syahyuti, Sunarsih, A. M., Arrozi, S., Suharyono, S., & Sugiarto. (2013). Peran penyuluh swadaya dalam implementasi Undang-Undang sistem penyuluhan pertanian. Bogor: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Indraningsih, K. S., Ashari, A., Syahyuti, S., & Anugrah, I. S. (2023). Factors influencing role and performance of independent agricultural extension workers in supporting agricultural extensions. Open Agriculture (De Gruyter): 8, 1–17.

Irdiana, E., Nurliza, N., & Kurniati, D. (2023). Keberhasilan penyuluh melalui karakteristik penyuluh dan petani. Jurnal Agribisnis Indonesia, 11(1): 247–261.

Kementerian Pertanian. (2023). Statistik Ketenagakerjaan Sektor Pertanian 2023. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2013). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 43 Tahun 2013 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Golongan Penyuluh Pertanian. Jakarta.

Koesmardjaya. (2020). Pengaruh Kompetensi Penyuluh Pertanian Swadaya terhadap Pemenuhan Kebutuhan Petani Padi di Kabupaten Sumbawa NTB (Tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Leeuwis, C., & van den Ban, A. W. (2004). Communication for Rural Innovation: Rethinking Agricultural Extension. Blackwell Science Ltd.

Mardikanto, T. (2009). Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: LPP UNS.

Paranginangin, M. I., Silalahi, F. R. L., & Siregar, R. (2016). Hubungan karakteristik dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Simalungun. Agrica Ekstensia, 10(2): 35–44.

Pertiwi, P. R. (2023). Urgensi penyuluh swadaya dalam pemberdayaan masyarakat agribisnis. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka: 367–399.

Rivera, W. M., & Alex, G. (2008). Human Resource Development for Modernizing the Agricultural Workforce. World Bank

Rogers, E. M. (2003). Diffusion of Innovations (5th ed.). New York: The Free Press.

Rogers, E. M., & Shoemaker, F. F. (1971). Communication of Innovations: A Cross-Cultural Approach. Free Press.

Rosmalah, S., Rayudin, R., Hartati, S., & Sufa, B. (2023). Hubungan karakteristik penyuluh dengan kinerja penyuluh Kecamatan Sampang Kabupaten Konawe. Jurnal Penyuluhan, 19(1): 130–140.

Sadono, D. (2008). Pemberdayaan petani: Paradigma baru penyuluhan pertanian di Indonesia. Jurnal Penyuluhan Konsep: 66–74.

Slamet, M. (2003). Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor: IPB Press.

Spencer, L. M., & Spencer, S. M. (1993). Competence at Work: Models for superior performance. New York: John Wiley & Sons.

Sugiyono. (2022). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syahyuti. (2014). Peran strategis penyuluh swadaya dalam paradigma baru penyuluhan pertanian Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi, 43–58.

Van den Ban, A. W., & Hawkins, H. S. (1999). Agricultural Extension (2nd ed.). Blackwell Science Ltd.

Widyastuti, N., & Effendi, L. (2012). Karakteristik lingkungan, motivasi kerja, dan kompetensi PHT penyuluh pertanian swadaya serta pengaruhnya terhadap kinerja dalam difusi PHT di sentra produksi sayuran Cianjur dan Bandung. Jurnal Penyuluhan, 7(1): 1–11.