Tanah Gambut dan Estimasi Cadangan Karbon di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

Sukarman Sukarman, Umi Haryati

Abstract


Untuk mendapatkan informasi sifat dan karakteristik tanah gambut, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian telah melaksanakan pemetaan tanah gambut dan perhitungan karbon stok pada tingkat semi detail (skala 1:50.000) di Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode pemetaan tanah gambut mengacu pada SNI 7925:2013, SNI 8473:2018, dan Juknis Pemetaan Tanah Semidetail skala 1:50.000. Tanah gambut di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi luas 110.094 ha yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Kembang Janggut, Kenohan, Kotabangun, Muara Kaman, dan Muara Wis. Tanah gambut yang dijumpai tergolong gambut dangkal sampai sangat dalam (50-<500 cm). Lapisan substratum di bawah tanah gambut berupa tanah mineral bertekstur liat berdebu, lempung berdebu, lempung dan lempung berpasir. Gambut yang dijumpai mempunyai tingkat kematangan fibrik, hemik dan saprik, yang paling dominan tergolong hemik. Reaksi tanah sangat masam hingga masam (pH 4,0-5,5), KTK tinggi sampai sangat tinggi, dan kejenuhan basa sangat rendah. Berdasarkan hasil perhitungan, cadangan karbon di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 114,9 juta ton C dengan rata-rata per hektar mencapai 1.172 ton.

Keywords


Cadangan karbon, pemetaan semi detail, gambut.

Full Text:

PDF

References


Agus F, Subiksa IGM. 2008. Lahan gambut: potensi untuk pertanian dan aspek lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan ICRAF, Bogor. 36 Hlm.

Agus F, Hairiah K, Mulyani A. 2011. Pengukuran Cadangan Karbon Tanah Gambut. Petunjuk Praktis. World Agroforestry Centre-ICRAF, SEA

Regional Office dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Bogor, Indonesia. 58 p.

BBSDLP [Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian]. 2011. Peta Lahan Gambut Indonesia Skala 1:250.000. Balai Besar

Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Kementan, Bogor.

BBSDLP [Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian]. 2015. Sumberdaya Lahan Pertanian Indonesia : Luas, Penyebaran,

dan Potensi Ketersediaan. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. IAARD Press. Jakarta.

BBSDLP [Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian]. 2016. Atlas Peta Tanah Semi Detail Skala 1:50.000, Kabupaten

Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2015. Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara.

BSN [Badan Standardisasi Nasional]. 2013. Pemetaan lahan gambut skala 1 50.000 berbasis citra penginderaan jauh. SNI 7925:2013. Badan

Standardisasi Nasional. Jakarta.

BSN [Badan Standardisasi Nasional]. 2018. Survei dan pemetaan tanah semi detail skala 1 50.000. SNI 8473:2018. Badan Standardisasi Nasional.

Jakarta.

Buurman P, Balsem T. 1990. Land Unit Classification for the Reconnaissance Soil Survey of Sumtera. TR No.3, Version 2, LREP Project, Centre for

Soil and Agroclimate Research, Bogor.

Driessen PM, Sudjadi M. 1984. Soils and specific problems of tidal swamps. Workshop on Research Priorities in Tidal Swamp Rice. P143-160. IRRI,

Los Banos, Phillippines.

Eviati, Sulaeman. 2012. Petunjuk Teknis Analsis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Edisi 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

Kementerian Pertanian.

Hikmatullah, Suparto, Tafakresnanto C, Sukarman, Suratman, Nugroho K. 2014. Petunjuk Teknis Survei dan Pemetaan Tanah Tingkat Semi Detail

Skala 1 : 50.000. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, Bogor. 34

Hlm.

Mulder NJ. 1988. Digital image processing, computer-aided classification and mapping. In A.W. Kuchler and I.S. Zonneveld (eds.) Vegetation Mapping.

Kluwer Academic Publ. Dordrecht, The Netherlands.

Noor M. 2010. Lahan gambut: Pengembangan, Konservasi dan Perubahan Iklim. Gadjahmada University Press. Yogyakarta.

Nugroho K, Gianinazzi G, Widjaja Adhi IPG. 1997. Soil hydraulic properties of Indonesia peat. In: J.O. Riely and S.E. Page (eds.) Biodiversity and

Sustainability of Tropical Peat and Peatland. Samara Publ. Ltd. Cardigan. UK, pp 147-156.

Ritung S, Suparto, Suryani E, Nugroho K, Tafakresnanto C. 2017. Petunjuk Teknis Pedoman Klasifikasi Landform untuk Pemetaan Tanah di Indonesia.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 49 Hlm.

Soepraptohardjo M, Driessen PM. 1976. The lowland peat of Indonesia, a challenge for the nature. Peat and Podsolic Soils and their potential for agriculture

in Indonesia. Proc. ATA 106 Midterm Seminar. Bulletin 3. Soil Research Institute Bogor. pp11-19.

Subardja D, Ritung S, Anda M, Sukarman, Suryani E, Subandiono RE. 2016. Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional. Edisi-2. Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor. 60 Hlm.

Sabiham S, Sukarman. 2012. Pengelolaan lahan gambut untuk pengembangan kelapa sawit di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan Pertanian, 6(2): 55-

Soil Survey Staff. 2014. Keys to Soil Taxonomy. Twelfth Edition, 2014. Natural Resources Conservation Service-United States Department of

Agricultural, Washington DC. 362 p.

Sukarman, Ritung S, Anda M, Suryani E. 2017. Pedoman Pengamatan Tanah di Lapangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. IAARD

Press. Jakarta. 136 Hlm.

Wahyunto, Ritung S, Suparto S, Subagjo H. 2005. Sebaran Gambut dan Kandungan Karbon di Sumatera dan Kalimantan. Wetlands InternationalIndonesia Programme and Wildlife Habitat Canada. Bogor. 254 Hl




DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jatl.4.1.2021.5792.%25p

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab