PENILAIAN SITUS GEOLOGI BATU DINDING UNTUK PENGEMBANGAN GEOWISATA DAERAH BUKIT MERDEKA, SAMBOJA, KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

Muhammad Al Hakim, Nuryana ., Beny Ridha P

Abstract


Situs geologi Bukit Batu Dinding secara administratif berada pada daerah Bukit Merdeka, Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Baru-baru ini dikenal karena menyajikan panorama alami berupa perbukitan yang memanjang sekitar ±500 meter serta dikelilingi oleh kawasan hutan dan perkebunan yang masih sangat asri. Perlunya dijadikan wilayah geokonservasi dalam bentuk geowisata sebagai upaya perlindungan terhadap situs yang ada di dalamnya sekaligus sebagai tempat edukasi dan penelitian baik geologi, biologi, kelingkungan maupun pengembangan sosial-ekonomi. Penelitian dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder yang dilanjutkan dengan pengambilan data di lapangan serta dilakukan analisis data agar didapatkan penilaian situs geologi dari kawasan Batu Dinding tersebut. Analisis penilaian situs geologi Batu Dinding dilakukan dengan beberapa indikator yaitu komponen geologi, aktifitas geokonservasi, nilai rekreasi dan pariwisata, fasilitas dan infrastruktur, pendidikan dan penelitian serta pertumbuhan ekonomi. Dari indikator-indikator tersebut didapatkan nilai dari situs geologi Bukit Batu Dinding sebesar 61,875% yang dapat dikategorikan sebagai situs geologi bernilai sedang. Dalam pengembangannya perlu adanya keikutsertaan pemerintah terutama dalam penyediaan fasilitas dan infrastruktur yang memadai sebagai kawasan objek geowisata yang tidak hanya dapat memacu pertumbuhan ekonomi setempat tetapi juga dapat menjadi ruang penelitian bagi setiap peneliti serta turut menjaga keanekaragaman situs di dalamnya.


Keywords


Penilaian; Bukit Batu Dinding; Situs Geologi; Geowisata

Full Text:

PDF

References


Bemmelen Van, R.W. (1949). The Geology of Indonesia vol. IA. Netherlands : The Hague, 29-31

Chambers, J. L. C. & Dally, T. (1995). A tectonic model for the onshore Kutai Basin, East Kalimantan, based on an integrated geological and geophysical interpretation. Indonesian Petroleum Association, Proceedings 24th Annual Convention, 1, 111-130

Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. (2009). Rencana Pengelolaan Tahura Bukit Soeharto. Samarinda.

McClay, K. dan Ferguson, A. (1997). Structural Modeling Within Sanga-Sanga PSC, Kutai Basin, Kalimantan:Its Application to Paleochannel Orientation Studies and Timing of Hydrocarbon Entrapment. Proceeding of Petroleum System SE Asia and Australia Conference, 727-786.

Moss, S. J., & Chambers, J. L. (1999). Tertiary facies architecture in the Kutai basin, Kalimantan, Indonesia, Journal of Asian Earth Sciences, 17(1-2), 157-181.

Nuay, E.S. Astarita, A.M. & Edward, S.K. (1985). Early Middle Miocene Deltaic Progradation in The Southern Kutai. Procceding of Indonesia Petroleum Association, 1, 63-81

Republik Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Penetapan Warisan Geologi (Geoheritage).

Supriatna, S., Sukardi., Rustandi, E. (1995). The Geological Map Of The Samarinda Sheet. Kalimantan 1:250.000 Scale. Geological Research And Development Centre.

Suryadi, Aipassa, Ruchaemi & Matius. (2017). Studi Tata Guna Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto. Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa 3(1), 43-48

UNWTO (ed.). (2004). Indicators of Sustainable Development for Tourism Destinations: A Guidebook. Madrid: World Tourism Organization

Wibowo, A.R., Arhananta, Sipayung, R.T., Reynaldo, A. (2018). Geological Site Assesment Of Geoheritage Kulonprogo Zone, Special Region Of Yogyakarta, Indonesia. 15th Regional Congress on Geology, Minerals and Energy Resources of Southeast Asia.




DOI: http://dx.doi.org/10.30872/jtg.v5i1.5431

Refbacks

  • There are currently no refbacks.