https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/issue/feedJournal of Tropical AgriFood2024-01-08T12:10:11+08:00Prof.Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.Sjtropicalagrifood@gmail.comOpen Journal Systems<div class="intro" style="width: 435px;"><div align="right"><table border="0" cellspacing="0" cellpadding="0" align="right"><tbody><tr><td valign="top" width="423"><ul><li><strong>E-ISSN: <a href="http://u.lipi.go.id/1561563873" target="_blank">2685-3604</a></strong></li></ul></td><td rowspan="2" valign="top" width="215"><p align="right"><a title="ISSN National Centre for Indonesia" href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2685-3604" target="_blank"><img src="/public/site/images/hmawardi/road.png" alt="" width="125" /></a></p></td></tr><tr><td valign="top" width="423"><ul><li><strong>DOI: <a href="https://search.crossref.org/?q=2685-3604&from_ui=yes" target="_blank">10.35941/jtaf</a></strong></li></ul></td></tr><tr><td colspan="2" valign="top" width="638"><ul><li><strong>URL:<a href="/index.php/JTAF/index"> http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/index</a></strong></li></ul></td></tr></tbody></table></div></div><p align="justify"><strong>JOURNAL OF TROPICAL AGRIFOOD</strong> is a peer-reviewed journal, which is published by Faculty of Agriculture, Mulawarman University, Samarinda - East Kalimantan Publishes semi-annually in June and December. This journal is academic journal for research article and review in the field of agricultural technology including agricultural engineering, postharvest physiology and technology, agricultural product processing technology, food science and technology, biotechnology, nutrition, herbal, and functional food.</p><p align="justify"><span><strong>JOURNAL OF TROPICAL AGRIFOOD</strong> published at first Vol. 1, No. 1, 2019 in June 2019 and can be accessed online on <a href="/index.php" target="_blank">http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/</a>.</span></p><p align="justify"><span><span>Reviewers will review any submitted paper. Review process employs a double-blind review, which means that both the reviewer and author identities are concealed from the reviewers, and vice versa.</span></span></p>https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/article/view/12354Pengaruh penambahan ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius) terhadap pH dan respons organoleptik nira siwalan (Borassus flabiller) selama penyimpanan2024-01-08T12:10:10+08:00M. Zainun Syauqil Mubarakmzainunsyauqilmubarak@gmail.comAhmad Mundzir Romdhaniahmadmundzirromdhani@gmail.comMochtar Nova Mulyadimulyadi.mochtar@gmail.com<p class="TeksAbstract">Nira siwalan, dikenal sebagai "la'ang" di kalangan masyarakat Aeng Panas di Kabupaten Sumenep, nira siwalan memiliki rasa unik yang sedikit manis dan asam, serta aroma yang khas. Namun, nira siwalan rentan terhadap kerusakan karena tingginya kandungan gula, yang memungkinkan pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan lanjutan untuk memperpanjang daya simpan nira siwalan. Salah satu metode alami yang digunakan adalah penggunaan ekstrak daun pandan, yang mengandung senyawa kimia seperti tanin, flavonoid, saponin, alkaloid, dan polifenol. Senyawa-senyawa ini berperan sebagai antimikroba yang dapat menghambat bahkan mematikan pertumbuhan mikroba. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan faktor tunggal (penambahan ekstrak daun pandan, EDP), yaitu 5, 10, 15, 20, dan 25%. Parameter yang diamati adalah pH dan sifat organoleptik (rasa, aroma, dan warna). Pengamatan dilakukan selama 12 jam dengan periode pengamatan setiap dua jam. Data pH dan respons organoleptik nira selama penyimpanan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan EDP memberikan perbedaan terhadap nilai pH nira siwalan selama periode penyimpanan, tetapi respons sensorisnya relatif sama kecuali untuk atribut warna pada nira dengan penambahan EDP 25%. Konsentrasi ekstrak daun pandan sebesar 25% menunjukkan performa terbaik dalam mempertahankan pH nira siwalan. Kondisi tersebut dapat mempertahankan pH nira dengan nilai 3 setelah 12 jam masa penyimpanan.</p>2023-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2023 Journal of Tropical AgriFoodhttps://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/article/view/10336Sifat kimia, daya oles dan sifat sensoris selai kombinasi buah Pedada (Sonneratia caseolaris) dan buah Sirsak (Annona muricata)2024-01-08T12:10:10+08:00Rusmina RusminaRussminaa@gmail.comMarwati Marwatimarwatiwawa.unmul@gmail.comSulistyo Prabowosulprab@gmail.com<p>Selai merupakan salah satu penganekaragaman produk olahan dengan konsistensi gel atau semi padat yang dibuat dari bubur buah dengan penambahan gula. Selai diolah dari buah Pedada yang memiliki aroma yang wangi, tetapi rasanya asam dan terasa sepat, sehingga perlu dikombinasikan dengan buah Sirsak yang memiliki rasa manis dan mengandung serat yang cukup tinggi yang baik digunakan sebagai bahan baku pembuatan selai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh kombinasi buah Pedada dan buah Sirsak terhadap sifat kimia, daya oles dan sifat sensoris selai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan kombinasi buah Pedada (BP) dan buah Sirsak (BS), yaitu 100% BP, 80% BP, 60% BP, 40% BP dan 20% BP, masing-masing dilakukan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selai dari kombinasi buah Pedada dan buah Sirsak (20% BP) mempunyai kadar air terendah dan respons sensoris keseluruhan paling disukai.</p>2023-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2023 Journal of Tropical AgriFoodhttps://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/article/view/8901Rekayasa alat pengering lada sisten rotary dengan pengontrol suhu untuk perbaikan mutu bubuk lada2024-01-08T12:10:10+08:00Jantri Siraitjans.baristand@gmail.comBernatal Saragihsaragih_bernatal@yahoo.comAnton Rahmadiarahmadi@unmul.ac.id<p class="TeksAbstract">Rekayasa alat pengering lada sistem rotary (P, L dan T, 86, 59 dan 72 cm) dengan pengontrol suhu untuk perbaikan mutu bubuk Lada Borneo Samboja (LBS) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pengolahan lada dengan mempersingkat waktu proses pengeringan.. Bahan rangka alat besi siku 4x4 cm, tabung alat pengering berbahan <em>stainless</em> <em>steel </em>diameter 70 cm panjang 50 cm dan pengaduk lada AS <em>stainless steel. </em>Menggunakan motor penggerak 1.380 rpm HP, 220/380 V. Sumber panas adalah LPG menggunakan pasir sebagai media transfer panas. Unjuk kerja mesin pengering rotari dicobakan pada suhu 40, 50 dan 60<sup>o</sup>C, putaran mesin 12,5; 13,0; 13,5 Hz, dan waktu pengeringan 6, 7 dan 8 jam. Kadar air lada kering 13,54% dan kadar piperin bubuk lada 6,6% sesuai dengan mutu bubuk lada hitam SNI 0005:2013 dengan waktu pengeringan 8 jam bekerja pada suhu 60<sup>o</sup>C dan putaran mesin 13,5 Hz. Asumsi proyeksi mesin pengering lada berproduksi 16 jam/hari, 15 hari kerja/bln, 20 kg/hari input lada basah dan output lada kering 17 kg/hari dengan harga lada/sachet (4 gram) Rp1.000, dan harga lada/kg Rp250.000. Investasi berdasarkan nilai <em>Payback Period</em> (PP) dinyatakan layak karena nilai PP (2 tahun 10 bulan 6 hari) lebih kecil dari umur ekonomis alat (10 tahun). <em>Net Present Value</em> (NPV) pengering lada dinyatakan layak (positif). <em>Profitability Index</em> (PI) pengering lada 7,01 lebih besar dari 1. <em>Internal Rate of Return</em> (IRR) pengering lada 61,08% lebih besar dari bunga pinjaman (14%). Dan nilai <em>Accounting Rate of Return</em> (ARR) pengering lada sebesar 140,85%.</p>2023-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2023 Journal of Tropical AgriFoodhttps://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/article/view/10934Penggunaan ekstrak Bawang Tiwai (Eleutherine americana Merr) sebagai penghambat ketengikan minyak goreng curah2024-01-08T12:10:10+08:00Futri Amaliafutriamaliadjfr19@gmail.comBernatal Saragihsaragih_bernatal@yahoo.comYuliani Yulianiyulianicandra482@gmail.com<p class="TeksAbstract">Bawang Tiwai <em>(Eleutherine americana</em> Merr<em>) </em>merupakan tanaman khas Kalimantan. Senyawa bioaktif dan antioksidan. Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemampuan antioksidan yang dapat menghambat dan mereduksi radikal bebas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial (penambahan ekstrak bawang tiwai, EBT) dengan 4 taraf perlakuan (0, 15, 30 dan 40 g per 250 mL minyak) dengan 3 kali pengulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dilanjutkan dengan uji <em>Tukey</em>. Hasil penelitian menunjukkan penambahan ekstrak bawang tiwai berpengaruh nyata (<em>p</em><0,05) terhadap titik asap dan bilangan peroksida minyak goreng curah, tetapi berpengaruh tidak nyata (<em>p</em>>0,05) terhadap indeks biasnya. Penambahan EBT sebesar 30-45 g per 250 mL menaikkan titik asap minyak goreng curah hingga 155<sup>o</sup>C, sebaliknya menurunkan bilangan peroksidanya. Penambahan EBT hingga 30 g dapat mempertahankan mutu minyak goreng berdasarkan standar bilangan peroksidanya. Penambahan ekstrak bawang tiwai sebesar 15 g dan 30 g dapat mempertahankan bilangan peroksida sesuai SNI 3741:2013, yaitu maksimal 10 Mek O<sub>2</sub>/kg. Penambahan EBT pada minyak goreng curah mampu mempertahankan minyak goreng dari kerusakan walaupun telah beberapa kali digunakan pada proses penggorengan.</p><p> </p>2023-12-31T10:49:11+08:00Copyright (c) 2023 Journal of Tropical AgriFoodhttps://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/article/view/12465Effect of fermented jicama extract with Lactobacillus plantarum B1765 as the starter culture on the product quality and total phenolic2024-01-08T12:10:10+08:00Alvisyah Nazarendalvisyah.19003@mhs.unesa.ac.idPrima Retno Wikandariprimaretno@unesa.ac.id<p class="TeksAbstract">This research studied the effect of fermented jicama extract with Lactobacillus plantarum B1765 as a starter culture on the product qualities and Total Phenolic (TP). Fermentation was carried out for 0, 12, 24, and 36 hours at 37<sup>o</sup>C with 5% (v/v) of starter culture then determine the Total Lactic Acid Bacteria (LAB) were measured using the Total Plate Count (TPC) method, pH, and TTA were measured using a pH meter and acid-base titration, and TP was measured using the Folin-Ciocalteu method. These results showed that the length of fermentation affected increasing total LAB, TTA, TP, and decreasing pH. The best fermentation time in jicama extract was fermented is 24 hours with a total LAB of (9.7±0.31)x10<sup>7</sup> CFU/mL, pH of 4.21±0.22, TTA of 0.220±0.069%, and TP of 16.22±0.31 mg GAE/g. This value is following the criteria for fermented beverage products. Fermented jicama extract with L. plantarum B1765 potentially increases the TP.</p>2023-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Journal of Tropical AgriFoodhttps://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/article/view/9831Pengaruh frekuensi pemberian pupuk organik cair dan dosis kotoran ayam terhadap produktivitas dan kandungan vitamin C cabai rawit (Capsicum frutescents L.)2024-01-08T12:10:11+08:00Rosmiah Rosmiahrosmiaar@gmail.comNeni Marlinanenimarlina@gmail.comRika Puspita Sari MZrika-puspita@um-palembang.ac.idAsmawati Asmawatirika-puspita@um-palembang.ac.idJoni Rompasrika-puspita@um-palembang.ac.idDoni Aryantodoniaryanto@gmail.com<p class="TeksAbstract"><span lang="EN-US">Cabai rawit diminati oleh berbagai kalangan sebagai menu pelengkap, maupun bahan utama kuliner Nusantara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekuensi pemberian POC dan dosis PKA terbaik untuk meningkatkan produktivitas dan kadar vitamin C cabai rawit pada media tanah asal Sumatera Selatan (Kabupaten Ogan Komering Ulu). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan. Petak utama adalah frekuensi pemberian POC (tanpa POC (Kontrol); setiap minggu, setiap dua minggu; dan setiap tiga minggu). Sedangkan anak petaknya adalah dosis PKA terdiri dari 25 g/polybag (setara 5 ton/ha), 50 g/polybag (setara 10 ton/ha), 75 g/polybag (setara 15 ton/ha). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, berat buah per tanaman dan kandungan vitamin C cabai rawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi frekuensi pemberian POK setiap dua minggu dan pemberian PKA dosis 10 ton/ha memberikan hasil terbaik terhadap rata-rata tinggi tanaman, rata-rata jumlah cabang, rata-rata berat buah per tanaman, dan kandungan vitamin C cabai rawit, secara berturut-turut yaitu dengan 47,77 cm, 18 cabang, 59,40 g/polybag, dan 0,55%.</span></p>2024-01-03T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Journal of Tropical AgriFoodhttps://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/article/view/10942Komparasi metode presto dan perendaman dalam larutan asam klorida serta kombinasinya dengan papain sebagai pretreatment produksi gelatin kulit sapi2024-01-08T12:10:11+08:00Yuliani Yulianiyulianicandra482@gmail.comSepfian Fadilla Setya Putrasepfianf25@fmail.comAswita Emmawatiaswitaasri@gmail.com<p class="TeksAbstract">Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh metode <em>pretreatment</em> produksi gelatin, yaitu <span lang="EN-US">metode presto dan metode perendaman dalam </span>larutan HCl serta kombinasi<span lang="EN-US"> kedua</span>nya dengan perendaman dalam larutan enzim papain terhadap rendemen dan karakteristik fisika-kimia gelatin kulit sapi. Penelitian ini merupakan penelitian faktor tunggal (metode <em>pretreatment</em>) yang disusun dalam RALdengan 6 taraf perlakuan, yaitu presto (10 dan 20 menit) dilanjutkan dengan perendaman dalam <span lang="EN-US">air</span> atau larutan papain 3%<span lang="EN-US">, masing-masing</span> selama 3 jam, proses perendaman dalam larutan HCl (1 dan 2%) dilanjutkan dengan perendaman dalam larutan papain 3% selama 3 jam. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>pretreatment </em>berpengaruh terhadap rendemen gelatin, tetapi tidak untuk kadar airnya. Kombinasi presto selama 10 menit dan perendaman dalam larutan papain menghasilkan rendemen gelatin tertinggi (19,61%). Presto menghasilkan gelatin dengan viskositas tertinggi. Kadar air gelatin yang dihasilkan dari semua metode kombinasi yang dilakukan memenuhi SNI, yaitu berkisar 5,42-8,31%. Sedangkan kadar abu hanya metode presto dan kombinasi presto-perendaman dalam larutan enzim papain yang memenuhi SNI. Gelatin yang dihasilkan dari semua <em>pretreatment</em> mempunyai kadar protein yang lebih rendah dari gelatin komersial. Warna gelatin yang dihasilkan dari semua metode <em>pretreatment</em> adalah kuning cerah.<em></em></p>2024-01-03T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Journal of Tropical AgriFoodhttps://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF/article/view/12280Rendemen, kadar air dan karakteristik organoleptik minyak kelapa yang diproses dengan penambahan asam sitrat2024-01-08T12:10:11+08:00Fitrah Pangerangfitrahpangerang2@gmail.comDebi Permata Ayudebipermataayu@gmail.com<p class="TeksAbstract">Minyak goreng kelapa merupakan minyak nabati yang di ekstrak dari daging buah kelapa tua (<em>Cocos nucifera </em>L<em>.</em>). Salah satu proses ekstraksi minyak goreng kelapa dengan metode pengasaman. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan asam sitrat terhadap mutu organoleptik, rendemen dan kadar air minyak goreng kelapa. Penelitian ini merupakan penelitian faktor tunggal (konsentrasi asam sitrat) yang disusun dalam RAL dengan enam perlakuan yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam sitrat hingga 6% berpengaruh tidak nyata terhadap rendemen dan kadar air, namun berpengaruh nyata terhadap sifat karakteristik organoleptik untuk warna, aroma dan rasa minyak kelapa. Ekstraksi minyak kelapa dengan metode penambahan asam sitrat (1-3%) pada krim santan berpotensi untuk dikaji lebih lanjut sebagai kandidat metode ekstrasi minyak kelapa dengan metode pengasaman.</p>2024-01-05T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Journal of Tropical AgriFood