Kebijakan pengembangan peternakan berbasis kawasan: Studi kasus di Kalimantan Timur

Hamdi Mayulu, Taufan Purwokusumaning Daru

Abstract


Pembangunan peternakan merupakan reorientasi kebijakan pertanian yang memiliki paradigma baru, yakni: secara makro berpihak kepada rakyat, pendelegasian tanggung jawab, perubahan struktur, dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan usaha berkelanjutan, modern, serta profesional dengan memanfaatkan inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi usaha. Pengembangan peternakan memerlukan sinergitas antara pemerintah, swasta, dan peternak skala kecil. Penetapan aturan, menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan produk merupakan peran pemerintah, sedangkan swasta, serta masyarakat berperan mewujudkan kecukupan produk peternakan, melaksanakan kegiatan produksi, perdagangan serta distribusi produk.  Kebijakan pembangunan peternakan difokuskan pada lokasi khusus untuk ternak spesifik, dan didukung oleh sumber daya alam. Pengembangan peternakan tidak serta-merta mengikuti kebijakan kawasan, perlu kajian mendalam dan mendekati parameter usaha peternakan, serta karakteristik kawasan, agar mampu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ternak.  Kebijakan peningkatan populasi, dan produktivitas ruminansia belum menghasilkan dampak maksimal. Penurunan populasi menjadi kecenderungan fakta di lapangan, dan menimbulkan problema utama. Produktivitas belum dapat dibuktikan secara nyata, pemotongan ternak ruminansia rata-rata berada di bawah bobot ideal merupakan indikator utama. Pengembangan peternakan memerlukan pengelompokan basis wilayah yang disesuaikan dengan daya dukung sebagai model pengembangan ke depan. Strategi pendekatan wilayah dilakukan berdasarkan pertimbangan: 1) Pengembangan ternak tidak mungkin dilaksanakan di semua wilayah, karena keterbatasan sumber daya manusia, dan lahan; 2) Usaha peternakan berdasarkan kelayakan ekonomis ekonomis, tidak mungkin dipenuhi oleh semua wilayah; 3) Terbatasnya alokasi dana investasi, cenderung tidak optimal bila terbagi ke seluruh wilayah; dan 4) Pengembangan usaha peternakan pada wilayah potensial memberikan dampak pembangunan fasilitas yang tepat sasaran.

Keywords


Kebijakan; peternakan; analisis; kawasan; geospasial; policy; animal husbandry; zone; geospatial

Full Text:

PDF

References


Anshar, M., 2013. Pemetaan potensi pengembangan ternak kerbau di Sulawesi Selatan. Jurnal Teknosains, 7(1), 33-39.

Ates, S., Cicek, H., Bell, L.W., Norman, H.C., Mayberry, D.E., Kassam, S., Hannaway, D.B., Louhaichi, M., 2018. Sustainable development of smallholder crop-livestock farming in developing countries. IOP. Conf. Series: Earth and Environment Science 142,1-11.

Bamualim, A., Muhammad, Z., Talib, C., 2008. Peran dan ketersedian teknologi pengembangan kerbau di Indonesia. Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau, 1-10.

Bamualim, A., Thalib, A., Anggraeni, Y.N., Mariyono., 2008. Teknologi peternakan sapi potong berwawasan lingkungan. Wartazoa, 18(3), 149-156.

Charray, J.,Humbert, J.M., Levif, J., 1992. Manual of Sheep Production in The Humid Tropics of Africa. The Technical Centre, London.

Diwyanto, K., Priyanti, A., 2009. Pengembangan industri peternakan berbasis sumber daya lokal. Pengembangan Inovasi Pertanian, 2(3), 208-228.

Guntoro, B., Widyobroto, P., Umami, N., Indraningsih, Nurtini, S., Pertiwiningrum, A., Rochijan., 2016. Marketing and institutional in Indonesia. International Journal of Environment and Agriculture Research, 2(3), 106-114.

Hartatik, T., 2014. Analisis Genetik Ternak Lokal. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Herawati, T., 2011. Buffalo, Potential animals in supporting self sufficiency of national meat program. Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau, 138-145.

Ilham, N., 2007.Alternatif kebijakan peningkatan pertumbuhan PDB subsektor peternakan di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 5(4), 335-357.

International Livestock Research Institute, 2019. Option for the livestock sector in developing and Emerging Economies to 2030 and Beyond Commited to improving the state of the world, World Economic Forum, Switzerland. pp. 1-27 [http://www3.weforum.org/]

Isbandi., 2017. Government policy in building agribusiness of agricultural and livestock in Indonesia. The International Journal of Business and Management 5(5), 89-94.

Komariah, Kartiarso, Lita, M., 2014. Productivity of swamp buffalo in Muara Muntai Subdistric, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan. Buletin Peternakan, 38(3), 174-181.

Mansjoer, S.S., Kertanugraha, T., Sumantri, T., 2007. Estimasi jarak genetik antar Domba Garut tipe tangkas dengan tipe pedaging. Media Peternakan, 30, 129-138.

Mayulu, H., Sunarso, Sutrisno, C.I., Sumarsono., 2010. Kebijakan pengembangan peternakan sapi potong di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 29(1), 34-41.

Mayulu, H., 2012. Optimalization of palm oil plantation and by product’s carrying capacity for ruminantfeedstuff by feed processing technology: approach of SWOT and analytic hierarchy process. Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman, 7(2), 55-67.

Mayulu, H., 2015. Pakan Sapi Potong. UNNES Press, Semarang.

Mayulu, H., Maulida, N., Yusuf, R., Rahmatullah, S.N., 2018. Effect of production cost on revenue of swamp buffalo farm business (Bubalus bubalis Linn.) in Hulu Sungai Utara Regency South Kalimantan Province. Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman, 13(2), 58-64.

Mufidah, N., Ihsan, M.N., Nugroho, H., 2013.The productivity of female Swamp Buffaloes (Bubalus bubalis carabanesis) in terms of reproductive performance and body measurements at tempursari subdistrict Lumajang Regency. J. Ternak Tropika, 14(1), 21-28.

Mulyo, I.T., Marzuki, S., Santoso, S.I., 2012. Analisis kebijakan pemerintah mengenai budidaya sapi potong di Kabupaten Semarang. Animal Agriculture Journal, 1(2), 266-277.

Pradere, J.P., 2014.Links between livestock production, the environment and sustainable development. Rev.sci.tech.off.int.Epiz., 33(3), 765-781.

Praharani, L., Juarini, E., Talib, C., Ashari., 2010. Population and strategy development in buffaloes. Wartazoa, 20(3), 119-129.

Priyanto, D., 2011. Strategi pengembangan usaha ternak sapi potong dalam mendukung program swasembada daging sapi dan kerbau tahun 2014. Jurnal Litbang Pertanian, 30(3),108-116.

Rahman, T., 2018. Studi perencanaan pengembangan kawasan ternak di Kabupaten Pamekasan. Jurnal Ilmiah, 11(1), 60-73.

Rusdiana, S., Herdiawan, I., 2017. Farmer's knowledge and economic analysis of using of Chloris gayana grass as buffalo feed in pastoral land. Buletin Peternakan, 41(2), 219-229.

Suarda, A., Anshar, M., Purnama, A., Sema, Hasan, S., 2016. Buffalo’s potency to support the development of techno park area in North Toraja, South Sulawesi, Indonesia. American-Eurasian Journal of Sustainable Agriculture, 10(2), 48-54.

Suryana., 2016. Potential and opportunity of zone-based integrated farming system development in Swampland. Jurnal Litbang Pertanian, 35(2), 57-78.

Talib, C., 2001. Pengembangan sistem perbibitan sapi potong nasional. Wartazoa, 11(1), 10-19.

Talib, C., Inounu, I., Bamualim, A., 2007. Restrukturisasi peternakan di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 5(1), 1-14.

Trisnamurti, B., Talib, C., 2011. Technology inovation for improvement in productivity and breeding of swamp buffalo. Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau, pp. 14-22.

Toharmat, T., Nursasih, E., Nazilah, R., Hotimah, N., Noerzihad, T.Q., Sigit, Y.N.A., Retnani., 2006. Sifat fisik pakan kaya serat dan pengaruhnya terhadap konsumsi dan kecernaan nutrien ransum pada kambing. Institut Pertanian Bogor. Media Peternakan 29(3), 146-154.

Windusari, Y., Nofyan, E., Kamal, M., Hanum, L., Pratama, R., 2014. Biophysics environmental conditions of swamp buffalo Bubalus bubalis Pampangan in District Rambutan South Sumatera. Journal of Biological Researches 19,78-81.

Yusdja, Y., Ilham, N., 2004. Tinjauan kebijakan pengembangan agribisnis sapi potong. Analisis Kebijakan Pertanian 2(2), 183-203.

Yusdja, Y., Ilham, N., 2006. Arah kebijakan pembangunan peternakan rakyat. Analisis Kebijakan Pertanian 4(1), 18-38.




DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jtaf.1.2.2019.2583.49-60

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Department of Agricultural Products Technology, Faculty of Agriculture, Mulawarman University
Jl. Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua Samarinda - Kalimantan Timur, 75119
Phone: +62 812 5363 4777 ( Helmi Mawardi )
E-Mail: jtaf@faperta.unmul.ac.id

           jtropicalagrifood@gmail.com

 

Description: Description: Journal of Tropical AgriFoodDescription: Indonesian Association of Food Technologies (PATPI) Kalimantan Timur

This journal is jointly published by Agricultural Products Technology Department, Mulawarman University, Indonesia and Indonesian Association of Food Technologist (PATPI) Kalimantan Timur.

Description: JTAF Stats Counter Description: Description: Creative Commons License
Journal of Tropical AgriFood by http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JTAF eISSN: 2685-3604 is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International

Copyright © 2024 Universitas Mulawarman

Provide by e-Journal System Portal Center of Excelllence for Tropical Studies and Manage by Wisanggeni