MAKNA TUTURAN DALAM PROSESI PERNIKAHAN ADAT KUTAI: TINJAUAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

Rizqi Purnama Putri, Akhmad Murtadlo, Purwanti Purwanti

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis makna denotasi dan konotasi dalam tuturan pernikahan adat Kutai dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Objek penelitian difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dalam menyampaikan pesan-pesan mengenai nilai budaya yang tercermin di setiap prosesi pernikahan dalam tradisi masyarakat Kutai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan wawancara langsung ke masyarakat Kutai yang memahami tuturan dalam pernikahan Adat Kutai. Merekam suara narasumber sebagai data dan mencatat segala hal yang perlu dicatat. Selanjutnya diperkuat dengan studi pustaka yakni dengan arsip perpustakaan daerah Kota Samarinda. Berdasarkan hasil pembahasan, menyimpulkan bahwa: 1). Makna denotasi pada prosesi pernikahan adat Kutai memiliki beberapa tuturan yakni Meminang, Kebun belukar, Nyorong tanda, Uang sumahan, Bepacar, Bealis, Naik Pengantin, Naik mentuha. Proses yang dilakukan untuk melamar seorang gadis kemudian menyerahkan seserahan baik berupa benda maupun uang. Tradisi ini dilakukan sebagai syarat dalam proses pernikahan adat Kutai. 2). Makna konotasi pada tuturan prosesi adat pernikahan Kutai yakni Meminang, kata kebun belukar yang dilambangkan sebagai seorang anak gadis yang akan diikat oleh laki-laki untuk dipersunting. Nyorong tanda, seserahan berupa benda agar terjaganya rahasia rumah tangga yang selalu sejalan mengarungi kehidupan berumah tangga. Bepacar, menandakan agar terhindarnya dari bencana serta aura mempelai wanita makin bercahaya. Bealis, menandakan agar mempelai wanita terlihat manis dan cantik. Naik pengantin, melambangkan kesulitan dan kebahagian di dalam rumah tangga serta mendapatkan hal-hal baik dikehidupan. Naik mentuha, sebuah kesiapan sang mempelai dalam melepaskan diri untuk mengarungi bahtera rumah tangga.


Keywords


makna tuturan, pernikahan adat kutai, semiotika

Full Text:

PDF

References


Alex Sobur. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Anugrah, Diana. 2016. Analisis Semiotika Terhadap Prosesi Pernikahan Adat Jawa Temu Manten Di Samarinda. Samarinda: Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 4, No.1: 319-330.

Barthes, Roland. 2004. Mitologi. Diterjemahkan oleh Nurhadi dan A. Sihabul Millah.Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Bauto, Laode Monto. Perspektif Agama dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia. Kendari: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol. 23, No. 2: 11-13.

Darma, Erwin. 2013. Kamus Bahasa Kutai-Bahasa Indonesia. Samarinda: Kantor bahasa Provinsi Kalimantan Timur.

Eko, Nugroho. 2012. Representasi Rasisme Dalam Film This Is England. Skripsi: Universitas Ilmu Komunikasi.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoed, Benny H. 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas Bambu.

Istian, I., Hudiyono, Y., & Rokhmansyah, A. 2017. Bentuk, Fungsi, Dan Nilai Tuturan Dalam Upacara Adat Biduk Bebandung Suku Bulungan: Kajian Folklor. Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya, 1(4), 265-278. doi:http://dx.doi.org/10.30872/ilmubudaya.v1i4.710

Iswidayati, Sri. 2006. Pendekatan Semiotik Seni Lukis Kontemporer Jepang Periode 80an-90an, Kajian Estetika Tradisional Wabi Sabi Jepang. Skripsi: Universitas Negeri Semarang Press.

Kemendikbud. 1977. Adat Dan Upacara Perkawinan Daerah Kalimantan Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2009. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.

Melati, Tily Putri. 2016. Makna Simbol-Simbol Budaya Dalam Prosesi Adat Pernikahan Di Kabupaten Dompu Kajian Semiotika (Roland Barthes). Skripsi: Universitas Mataram.

Mole, M., Mursalim, M., & Rokhmansyah, A. 2018. ANALISIS TUTURAN TARIAN BAMBU GILA DI MALUKU TENGAH DITINJAU DARI BENTUK DAN FUNGSI. Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya, 2(2), 196 - 205. doi:http://dx.doi.org/10.30872/ilmubudaya.v2i2.1100

Nadra & Reniwati. 2009. Dialektologi: Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Ndia, Yunia Maria. 2012. Kajian Semiotik Bahasa Pernikahan Adat Budaya Flores Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.

Ramsis. 2015. Perubahan Proses Perkawinan Masyarakat Adat Dayak Lundayeh Mentarang Di Desa Pelita Kanaan Kecamatan Malinau Kabupaten Malinau. Samarinda: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2), 81-95.

Rokhmansyah, A. 2016. MORFOLOGI CERITA RAKYAT KUTAI KARTANEGARA PUTRI SILU: ANALISIS NARATOLOGI VLADIMIR PROPP. Sirok Bastra, 4(1), 79-87.

Saraswati, Sylvia. 2009. Cara Mudah Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis, Disertasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiarto, Eko. 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis.Yogyakarta: Suaka Media.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syuhada, S., Murtadlo, A., & Rokhmansyah, A. 2018. NILAI DALAM CERITA RAKYAT SUKU DAYAK TUNJUNG TULUR AJI JANGKAT DI KUTAI BARAT: KAJIAN FOLKLOR. Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya, 2(2), 188 - 195. doi:http://dx.doi.org/10.30872/ilmubudaya.v2i2.1093




DOI: http://dx.doi.org/10.30872/jbssb.v5i2.3223

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Rizqi Purnama Putri, Akhmad Murtadlo, Purwanti

Editorial address:

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman
Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Email: jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Website: http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB 

 

Creative Commons License

Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License