PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK DAYAK LUNDAYEH DI KOTA SAMARINDA: SUATU TINJAUAN SEMIOTIKA
Abstract
Penelitian ini membahas tentang makna tanda semiotika dalam pemali yang ada dalam masyarakat etnik Dayak Lundayeh yang berdomisili di Kota Samarinda. Penetilian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemali apa saja yang diketahui dan dilaksanakan oleh etnik Dayak Lundayeh yang berada di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur; (2) mendeskripsikan makna tanda yang terkandung dalam pemali etnik Dayak Lundayeh yang berada di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini berupa teks pemali yang diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat etnik Dayak Lundayeh di Kota Samarinda, sedangkan sumber data dalam penelitian ini, yaitu informan dari masyarakat etnik Dayak Lundayeh. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, perekaman, dan pencatatan. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang melihat tanda dalam dua tingkat pemaknaan, yaitu pemknaan tingkat satu (denotasi) dan pemaknaan tingkat dua (konotasi). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa makna tanda pada pemaknaan tingkat kedua menjelma menjadi mitos. Dari 41 rumusan pemali yang diketahui dan 20 rumusan pemali dilaksanakan oleh masyarakat etnik Dayak Lundayeh di Kota Samarinda terdapat 2 pemali yang berkaitan dengan kesehatan, 14 pemali yang berkaitan dengan keselamatan, 1 pemali yang berkaitan dengan rezeki dan 3 pemali berkaitan dengan jodoh.
This study discusses the meaning of the semiotic sign in the pamali of dayak Lundayeh ethnic community. This study aims to (1) find out pamali that are recognize and exerised by the Dayak Lundayeh ethnic community in Samarinda city; (2) describ the meaning of sign in the pamali of the Dayak Lundayeh ethnic in Samarinda city. The research is a field research using qualitative approaches with descriptive method. This data of this study were in the from of pamali text that was known and conducted by the Dayak Lundayeh ethnic community in Samarinda city, while the source of the data were informants from the Dayak Lundayeh. Data collection was done by interview, recording, and note taking techniques. Then, the data were analyzed using Roland Barthes semiotic theory which sees the sign in two levels of meaning, namely first level meaning (dentations) and second level meaning (connotations). The results of this study indicatethat the meaning of the sign at the second level meaning emerges to be myth. Of the 41 pamali known and conducted and 20 pamali is that conducted by the Dayak Lundayeh ethnic community in Samarinda city, 2 pamali were health related, 14 pamali related to safety, 1 pamali related with sustenance and 3 pamali With regards to soul mate.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arifin. M. Bahri. 2017. “Pemali dalam Budaya Masyarakat Nusantara”. Makalah.
Arifin. M Bahri dan Syamsul Rijal. 2017. Bahasa di Daerah Kalimantan Utara. Yogyakarta: CV. Istana Agency.
Anonim, 2013. “Asal Usul Dayak Kalimantan”. https://www.kompasiana.com/samarindaatourism. Diakses pada tanggal 12 Mei 2018.
Akhlak, A., Arifin, M., & Rijal, S. 2019. “Pemali dalam Masyarakat Etnik Banjar di Kota Samarinda: Suatu Tinjauan Semiotika.” Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya), 3(2), 121-130.
Barthes, Roland. 2009. Mitologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Coomans, Mikhail. 1987. Manusia Daya: Dahulu, Sekarang, Masa Depan. Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Freud, Sigmund. 2001. Totem dan Tabu. Terjemahan Kurniawan Adi Saputro. Yogyakarta: Jendela Grafika.
Lalong, Paul Maureger. 2011. “Sejarah Lundayeh”. https:/www.facebook.com/notes/rurum-lun-bawang-kuala-lumpur/sejarah-lundayeh. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2018.
Liliweri, Alo.2014. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung: Nusa Media.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Sodakarya.
Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Farming. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syahfitri, N., Arifin, M., & Rijal, S. 2019. “Pemali dalam Masyarakat Etnik Bugis Di Kota Samarinda: Suatu Tinjauan Semiotika.” Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya), 3(2), 221-232.
Widiastuti Hesti. 2015. “Pemali dalam Kehidupan masyarakat Kecematan Cigugur”.https://scholar.google.co.id/scholar//jurnal-penelitian-tentang-pamali-dalam-masyarakat-cigugur-kuningan. Diakses pada tanggal 22 Febuari 2017.
Yansen dan Ganang Yakup Ricky, 2018. Dayak Lundayeh Idi Lun Bawang. Tangerang: Lembaga Literasi Dayak.
Zoest, Aart Van. 1993. Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa Yang Kita Lakukan Dengannya. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.
DOI: http://dx.doi.org/10.30872/jbssb.v4i4.2858
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Rujina, M. Bahri Arifin, Syamsul Rijal
Editorial address:
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman
Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Email: jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Website: http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License