MAKNA SIMBOLIK MAPPASIKARAWA DALAM PERNIKAHAN SUKU BUGIS DI SEBATIK NUNUKAN

Seliana Seliana, Syaiful Arifin, Syamsul Rijal

Abstract


ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan simbol-simbol dan makna dalam tradisi mappasikarawa pernikahan suku Bugis di Sebatik Nunukan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dan pendekatan kualitatif. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah informan sebagai sumber memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan rekaman. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis secara makna denotatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tradisi mappasikarawa terdapat beberapa makna simbolik, pertama simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi mappasikarawa yaitu, jempol/ibu jari, jabat tangan, pangkal lengan, hidung, leher, dada, telinga, perut, dan ubun-ubun. Kedua, makna melalui teori makna yaitu makna denotatif. Semua simbol tersebut memiliki makna yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan dan aktivitas sehari-hari masyarakat Bugis. Masyarakt Bugis yakin bahwa simbol dalam tradisi mappasikarawa tersebut merupakan makna yang sakral.

Kata kunci: tradisi, mappasikarawa, makna

 

 

ABSTRACT

 

This study aims to describe the symbols and meaning in the tradition of marriage mappasikarawa Bugis tribe in Sebatik Nunukan. The type of research used is field research and qualitative approach. Data and data sources in this study are informants as a source of data. Data collection techniques used were observation, interview, and recording techniques. Data analysis technique using analysis technique with denotative mean. The results showed that in mappasikarawa tradition there are some symbolic meanings, first the symbols contained in mappasikarawa tradition that is, thum, handshake, arm base, nose, neck, chest, ear, stomach, and crown. Second, meaning through the theory of meaning is denotative meaning. All of these symbols have meaning that is very closely related to the life and daily activities of Bugis society. The Bugis community is convinced that the symbol in the mappasikarawa tradition is a sacred meaning.

Keywords: tradition, mappasikarawa, meaning


Full Text:

PDF

References


Aminuddin. 1988. Semantik. Bandung: Sinar Baru.

Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma. T, Fatimah. 1993. Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT. Refrika Aditama.

Esten, Mursal. 1991. Kajian Transformasi Budaya. Bandung: Angkasa.

Fathoni, H. Abdurrahmat. 2006. Antropologi Sosial Budaya Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hadikusuma, Hilman. 2003. Hukum Perkawinan Adat dengan Adat Istiadat dan Upacara Adatnya. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hariwijaya, M. d. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi . Yogyakarta: Oryza.

Ihromi, T. 2013. Pokok-pokok Antropologi Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Jatman, D. D. 1989. Sekitar Masalah kebudayaan. Bandung: Alumni/1993/Bandung.

Kartasapoetra dan Hartini. 1992. Kamus Sosiologi dan Kependudukan. Jakarta: Bumi Aksara.

Lamallongeng, A. R. 2007. Dinamika Perkawinan Dalam Masyarakat Bugis Bone. Watampone: Perpustakaan BPA, PDE Kab. Bone.

Millar, Susan B. 2009. Perkawinan Bugis. Makassar: Penerbit Ininnawa.

Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Penerbit Nusa.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rendra. 1984. Mempertimbangkan Tradisi. Jakarta: Gramedia.

Sobur, A. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.




DOI: http://dx.doi.org/10.30872/jbssb.v2i3.1145

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Seliana Seliana, Syaiful Arifin, Syamsul Rijal

Editorial address:

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman
Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Email: jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Website: http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB 

 

Creative Commons License

Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License